UNTUK bisa bekerja dengan lancar, orang tak hanya membutuhkan situasi atau kondisi yang aman dan nyaman, tetapi juga kerja sama antarindividu atau tim yang solid. Punya satu visi dan misi dalam menghadapi persaingan global. Masalahnya, tidak mudah membangun tim yang benar-benar solid. Tidak semua kepala dalam tim itu bisa diajak bekerja sama. Tidak semua kepala dalam tim itu punya pikiran yang sama. Bagaimana menghadapi individu yang tak punya pikiran yang sama itu? Bagaimana menghadapi rekan yang "keras kepala" itu?
Prinsip pertama yang mesti dikunyah baik-baik adalah bahwa tim dibangun oleh individu itu bukan mesin yang bisa digeser dan dikendalikan begitu saja. Masing-masing individu dibentuk oleh kultur dan horison pengetahuan yang tak sama. Karena itu dibutuhkan model pendekatan yang holistik (menyeluruh).
Berikut ini ada beberapa langkah yang harus dibuat:
1. Memahami kultur yang membentuknya.
Salah satu kegagalan orang (pemimpin) adalah tidak tahu kebudayaan rekan setimnya. Tidak tahu cara berpikir, cara berbicara, cara menghadapi situasi, cara mengambil sikap, cara memahami nilai dan cara memahami dan menghidupi keyakinannya (agama). Isi kebudayaan seperti ini akan melekat pada masing-masing individu dan sulit dilepaskan. Belum lagi pengetahuan yang membentuk cara berpikirnya. Ingat, cara berpikir orang sangat dipengaruhi oleh ilmu yang digelutinya. Karena itu, cara terbaik memahami orang adalah memahami latar belakangnya (kultur dan ilmunya). Kalau Anda tahu itu, Anda akan tahu bagaimana cara menghadapi dan berbicara dengan rekan-rekan Anda.
2. Memetakan visi dan misi yang jelas
Anda ingin didengarkan orang? Anda ingin orang mengikuti omongan Anda? Jika demikian, Anda mesti bisa memetakan visi dan misi yang jelas dan terarah. Kalau tidak, jangan salahkan rekan Anda yang "keras kepala". Anda harus bisa memaparkan dan menjelaskan visi dan misi Anda berhubungan dengan usaha atau bisnis yang sedang Anda jalankan usaha itu dan mau dibawa ke mana? Jelaskan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah ditangkap (dipahami) rekan-rekan Anda. Pemetaan visi dan misi membantu Anda dan rekan-rekan Anda untuk berjalan bersama sesuai jalur.
3. Harus bisa bersikap bijaksana
Untuk bisa bersikap bijaksana, Anda mesti punya pengetahuan yang cukup. Anda harus berada satu langkah di depan rekan-rekan Anda. Sekurang-kurangnya Anda mengusai bidang yang sedang digeluti. Ingat, rekan-rekan Anda akan kembali pada Anda ketika mereka mengalami kesulitan. Tapi apakah Anda harus sangat pintar? Tidak harus! Yang penting adalah sikap bijaksana. Apa artinya menjadi orang yang sangat pintar tapi tak tahu dan tak bisa bersikap bijaksana? Bersikap bijaksana berarti dengan rendah hati menerima dan mengakui masukan rekan Anda, bisa berdialog, bisa berdialektika dan terbuka pada fleksibilitas atau kemungkinan baru. Orang yang bijaksana adalah orang yang mereduksi egoisme dan mau berembuk untuk kesuksesan bersama. Karena itu, sekali lagi, Anda tak harus sangat-sangat pintar.
Sunday, March 22, 2009
MENGHADAPI REKAN KERJA YANG KERAS KEPALA
Labels:
TIPS KERJA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
hormati jika ingin dihormati
sabar dengan yang lainnya
Post a Comment