Monday, February 18, 2008

Kesalahan Saat Melamar Kerja

Kesalahan Saat Melamar Kerja

TIGA puluh satu kali lamaran kerja ditolak berturut-turut, mungkin bukan hal yang istimewa di negara kita. Dengan se- dikitnya lapangan pekerjaan dibandingkan jumlah pencari kerjanya, kejadian seperti itu memang menjadi kenyataan yang menjadi tidak perlu dibuat heran.

Bayangkan, saat ini ada 11,35 juta jiwa pengangguran absolut (yang benar-benar menganggur) di Indonesia yang bergiat melamar kerja. Jika para pengangguran terselubung (bekerja tapi jam kerjanya di bawah standar) diasumsikan ikut juga mencari pekerjaan, berarti setiap lowongan kerja yang ada akan diperebutkan oleh 40 juta jiwa pencari kerja.

Oleh karenanya, supaya angka tiga puluh satu tidak menjadi seratus kali ditolak berturut-turut, acara lamar-melamar pekerjaan harus dipersiapkan sebaik mungkin. Setidaknya hal ini akan memperbesar peluang untuk mendapatkan pekerjaan. Siapa tahu, Anda cukup tiga kali melamar dan berhenti sebagai pencari kerja, atau sekali melamar "ces-pleng" langsung diterima.

Berikut ini rangkuman dari dari berbagai tulisan, mengenai kesalahan-kesalahan yang sering dibuat pelamar kerja. Idenya, mencari jalan keberhasilan, lewat kesalahan-kesalahan orang.

Persyaratan tak lengkap.

Seringkali karena batas waktu lamaran yang mendesak, pelamar memaksakan diri mengajukan lamaran kerja yang tak lengkap. Maksudnya, asal terdaftar dulu, kekurangan persyaratan bisa di-susulkan belakangan. Untuk pelamar seperti ini bersiap-siaplah ditolak. Ingat, saat ini setiap lowo-ngan kerja yang ada, pasti diserbu banyak pelamar.

Oleh karenanya, panitia penerimaan pegawai, biasanya melakukan seleksi administrasi pada tahap awal, agar kerja mereka tidak terlalu berat nantinya. Begitu dokumen-dokumen administrasinya tidak memenuhi syarat, langsung dibuang apalagi yang tidak lengkap.

Curriculum vitae (CV) over dosis.

Kebiasaan, supaya terlihat "gaya" pelamar kerja sering memamerkan daftar pengalaman kerja yang panjang. Padahal, ini berpotensi untuk memicu salah pengertian. Kemungkian besar panitia penyeleksi akan menilai anda sebagai seorang yang tidak "becus" kerja atau pekerja yang tidak mempunyai komitmen.

Jadi, cantumkan referensi kerja seperlunya saja, yang diperkirakan bisa menambah penilaian bagi posisi yang anda lamar. Pengalaman kerja yang tidak berhubungan dengan itu, sebaiknya tak perlu dicantumkan.

Perilaku berwawancara.

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah pelamar datang terlambat (karena biasanya wawancara dilakukan pagi hari). Jika ini anda lakukan, penilaian terhadap pelamar akan turun drastis, dan ini akan memengaruhi penilaian-penialain yang lainnya.

Kesalahan lainnya adalah berpenampilan kurang sopan. Ingat kesan pertama adalah hal penting. Dalam ilmu komunikasi ada istilah "hallo effect". Begitu kesan pertama baik selanjutnya komunikasi akan cenderung berlangsung baik. Jadi, cobalah persiapkan penampilan sesopan mungkin, sebelum memenuhi panggilan wawancara.

Hal lain yang sering mengacaukan, adalah memberikan jawaban yang berbelit-belit. Pelamar sering punya anggapan yang salah bahwa dalam menjawab pertanyaan akan lebih baik jika lebih panjang. Padahal, penilaian sebenarnya bukan terletak pada panjang-pendeknya jawaban, tapi pada logika-logika dalam informasi yang anda berikan. Wawancara memang merupakan waktu untuk "menjual" diri anda, tapi ingat itu bukan berarti harus berpidato atau berceramah. Jadi, jawablah pertanyaan si pewawancara dengan, bukan bukan panjang. Asal tahu saja, biasanya pewawancara akan menanyakan hal-hal seputar CV. Lalu mereka mengulang lagi pertanyaannya untuk meyakinkan kebenaran informasi anda.

Salah tulis atau sebut nama.

Pelamar se-ringkali tidak hati-hati dalam menulis nama perusahaan, pimpinan per-usahaan, dan alamat perusahaan dalam surat lamarannya. Kesalahannya mungkin sepele, kurang beberapa huruf atau tertukar posisi hurufnya. Ini biasanya akan berakibat negatif. Kesalahan tulis nama ini, biasanya akan dianggap sebagai kekurangseriusan anda menjadi pelamar.

Memalsukan keterampilan.

Seringkali untuk "mengejar" kesan tertentu, pelamar mencantumkan keterampilan yang tidak dia miliki. Celakalah pelamar yang melakukan ini. Ingat, sesi wawancara pada umumnya berbicara mengenai CV. Pewawancara akan "mengejar" apa yang ada dalam CV. Malah beberapa perusahaan, mempersiapkan tes secara langsung untuk membuktikan keterampilan yang tertulis dalam CV. Jadi, jangan sekali-kali mencantumkan keterampilan yang tak anda punyai.

Menanyakan fasilitas.

Biasanya ini dilakukan pelamar pemula, "fasilitas apa sih yang kira-kira didapat, kalau saya keterima". Pertanyaannya memang wajar, tapi ini akan membuat penyeleksi akan memberi penilaian negatif. Anda akan dinilai pekerja yang banyak menuntut, dan ini tidak disukai oleh perusahaan mana pun. Ingat, saat melamar yang terpenting anda mengemukakan "apa yang bisa anda berikan", bukan "apa yang bisa anda dapat". Masalah fasilitas bukannya tak boleh ditanyakan. Hal itu bisa dilakukan setelah anda diterima dan menegosiasikan gaji.

Berkaitan dengan ini, hati-hati juga jika dalam wawancara ada pertanyaan tentang gaji yang diinginkan. Sebaiknya jangan terjebak menyebut angka-angka. Lebih baik anda menjawab de-ngan pertanyaan tentang rentang tanggung jawab dari pekerjaan yang ditawarkan. Jika si pewawancara mendesak menanyakan angka, untuk amannya anda ikut dulu dengan patokan gaji umumnya. Ingat, jika anda dite-rima, masalah gaji ini akan dinegosiasikan lagi.




Related Article:

0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright by TIPS DUIT  |  Template by Blogspot tutorial