Monday, November 24, 2008

Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis

Meski Kita merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua
pintu perusahaan akan terbuka secara otomatis untuk anda. Sebab
kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini seringkali gagal dalam
wawancara. Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam menjawab
pertanyaan.bahkan kadang terbata bata
jadi ini sedikit pengalaman untuk bahan pembelajaran dalam menghadapi wawancara:

1. Ceritakan tentang diri anda
Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan
seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara ketika kita
membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar.
“Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu
menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya,” kata Erina. Ketika
pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti “Di mata anda, siapa
anda?” atau “Ceritakan sesuatu tentang anda”, banyak pelamar menatap
pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya
diri.
“Saya merasa biasa-biasa saja” atau “tak banyak yang bisa saya
ceritakan tentang diri saya” seringkali menjadi jawaban yang dipilih
pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel
karir konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan
diri sebisa mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara.
“Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak
basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan
diri anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti
itu,” tegas Erina.
Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New
York mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu
menit untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan “Saya Eliana
Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di
koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar
saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah
menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui
banyak hal dari mereka. Diluar itu, saya senang musik, membaca dan
traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan
saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk
koran kampus saya.”
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan
Eliana tentang dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan
punya rasa ingin tahu. “Jawaban itu cerdas dan efektif untuk
menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya
merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh
jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang
alamiah,” kata Erina Collins.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan
baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri
adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-
bunga, berapi-api apalagi munafik.
Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si
pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin
tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk
masa depan anda. Kalau telah menemukan poin -poin itu, berlatihlah
mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan
optimis.
2. Hati-hati pertanyaan jebakan
Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
memojokkan. Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara.
Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si pewawancara
dan membuat anda seringkali kelepasan bicara.
Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai
seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.
“Ketika itu saya tanya ‘apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja?
tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?’ dan pelamar
itu menjawab ’saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat saya
jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat
gaji saya naik.’Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika
suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya
dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya,”
ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban
yang menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya
negatif. Lebih baik kalau anda menjawab “saya menginginkan ritme kerja
yang teratur dan terjadwal.
Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah,
tapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji.” Atau
kalau anda ditanya tentang kelemahan anda, lebih baik tidak menjawab
“saya sering telat dan lupa waktu.” Tetapi jawablah lebih taktis,
misalnya “kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah
membaik karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda.” atau
“saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi
sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan
lebih cepat.”
Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat
mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti
“Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?” sering
ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya “Sudah,
rencananya kami akan menikah akhir tahun ini.” Padahal, menurut Erina,
jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. “Perusahaan selalu
ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan
mereka, terutama pada awal masa kerja.
Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan
bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya
seperti selingan,” ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik
kalau anda menjawab “sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai
pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah.”
3. Semangat dan bahasa tubuh
Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi
menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian
rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa tubuh
yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara,
karena memberi kesan bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya,
tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja
dengan tidak berlebihan.
Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar
yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya
serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum
untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan
menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata “saya merasa…”
atau “saya kurang…” dan sebaiknya gunakan “saya pikir…”, “menurut
pendapat saya..”, “saya yakin…”, “saya optimis…”. Kata-kata “saya
merasa …” atau “saya kurang…” mengesankan anda lebih sering menduga,
menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai
persoalan.
Cara berpakaian yang baik dalam wawancara
Berpakaian yang “baik” dalam wawancara memang tidak dapat
digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-
kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips
yang dapat diingat, antara lain:
· Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang
akan mewawancarai anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau
“kebiasaan” berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal,
atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat
sebagai “orang aneh’, disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar.
Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan
berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapih dan bersih,
tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa anda menghargai wawancara ini.
· Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis.,mengkilap,
ngejreng).
· Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rokbawah,
kancing baju atasan).
· Berpakaian dengan disain yang simple (tidak telalu banyak
pernik-pernik, toch ini bukan acara pesta).
· Tidak berlebihan dalam menggunakan wangi-wangian dan perhiasan.
Berapa gaji yang anda minta ?
Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan,
bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan
kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun
imbalan yang diberikan Anda mau.
Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk
jabatan-jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih
tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih
tinggi. Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh
gambaran dulu imbalan total yang akan anda terima dalam setahun.
Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk
insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan
apakah imbalan yang ditawarkan itu termasuk PPH atau netto.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang anda harapkan
setahun. Berdasarkan harga pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut
serta nilai tambah yang anda miliki. Jawablah dengan diplomatis: ” Saya
berpendapat perusahaan ini pasti sudah mempunyai standar imbalan bagi
jabatan ini.
Berdasarkan pengalaman yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya
berikan pada perusahaan ini, saya mengharapkan imbalan yang akan
diberikan adalah minimal Rp. …/tahun ditambah fasilitas-fasilitas
lain sesuai dengan peraturan perusahaan.
Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh
sebagian besar perusahaan, namun anda diharapkan mengumpulkan informasi
dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.
Variasi pertanyaan dalam wawancara
Bagi pelamar terutama bagi pemula pencari kerja perlu mempersiapkan
diri dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi.
Berikut ini kami berikan variasi-variasi pertanyaan yang kerap muncul
dalam wawancara:
Pertanyaan mengenai riwayat pendidikan :
· Mengapa anda memilih jurusan tersebut?
· Mata pelajaran apa yang anda paling suka, jelaskan alasannya.
· Mata pelajaran apa yang kurang anda sukai, jelaskan alasannya.
· Pada tingkat pendidikan mana anda merasa paling berprestasi, mengapa?
· Apakah hasil ujian menggambarkan potensi anda, jelaskan?
· Siapakah yang membiayai studi anda?
· Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri anda?
· Dalam lingkungan macam apakah anda merasa dapat bekerja paling baik?
Pertanyaan mengenai pengalaman kerja :
· Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda
· Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk
menceritakan
mengenai aktivitas ekstra kurikuler selama studi.
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda, mohon dijelaskan.
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda dan bagaimana anda
menyelesaikan hal tersebut
· Dengan kolega macam apakah anda senang bekerja sama?
· Dengan boss macam apakah anda senang bekerja?
· Bagaimanakah anda memperlakuan anak buah anda?
Pertanyaan mengenai sasaran anda :
· Mengapa anda ingin bekerja dalam industri ini?
· Apakah yang mendorong anda melamar kepada perusahaan kami?
· Apakah yang anda inginkan dalam 5 tahun mendatang?
· Apakah yang anda inginkan dalam hidup anda?
· Apa yang anda lakukan untuk mencapai sasaran anda?
Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin anda masuki :
· Apakah yang anda ketahui tentang organisasi yang akan anda masuki?
· Menurut anda faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk
bekerja disini?
· Apakah yang anda cari dalam bekerja?
· Bagaimana anda dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?
· Menurut anda apa visi dan misi dari organisasi ini?
Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri anda
dengan baik dan jangan pernah meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam
wawancara kerja. Selamat bersaing!




Related Article:

1 comments:

nyoman said...

tapi hati hati jangan sampai asal bunyi :P

Post a Comment

 
© Copyright by TIPS DUIT  |  Template by Blogspot tutorial